Tuesday, July 5, 2011

I'm proud be a woman

ini adalah salah satu tulisan yg saya kirim ke forher@jawapos.co.id
tpi sayang g release,,,
saya coba share d sini aja yah :)

Everything's is a chemistry, there are action and reaction,
Ada langit ada bumi, Ada panas ada dingin, Ada cinta ada benci, dan seperti perempuan, idealnya diciptakan sebagai bagian dari kehidupan yang saling berpasangan, pasangan bagi laki-laki.
Jika segala sesuatu adalah seperti aksi dan reaksi dalam kimia, berarti seharusnya tak ada yang lebih hebat, tak ada yang lebih diatas tingkatan atau keberadaannya.
Namun seperti hal yang tak pernah tertuliskan, kita perempuan adalah makhluk lemah, yang tertindas, yang pasif, terbiasa bergantung pada laki-laki, bertugas hanya untuk melayani laki-laki dan yang sedari dulu dijajah oleh kaum adam.
Padahal,diluar perbedaan secara fisik anatomis dan biologis, pada dasarnya tak ada yang membedakan kita dengan kaum adam. Sama-sama mempunyai kecerdasan otak, keluhuran budi, serta cita-cita yang tinggi. Sama-sama mempunyai keinginan, impian dan harapan. Sama-sama memiliki kebutuhan hidup berupa sandang, pangan, papan, pergaulan, cinta dan penghargaan.
Perempuan memang lebih lemah fisiknya, lebih kecil tenaganya, tapi lebih besar rasa sayangnya, lebih penuh perhatian terhadap sesamanya, lebih peka perasaannya.
Namun siapa yang tahu dibalik tubuh lembut penuh kasih, perempuan punya banyak kelebihan dan bertumpuk-tumpuk kekuatan, keindahan dan kemuliaan yang tak perlu diucapkan.
Ini saatnya kita meningkatkan rasa kebanggaan menjadi diri sendiri, menjadi seorang perempuan, mungkin Sarinah adalah contoh kecilnya.
Taukah kita siapa sarinah? Mungkin kita tidak mengenal orangnya, tapi tidak ada orang di jakarta yang tak kenal gedung sarinah, departement store pertama yang dibangun di jalan protokol Sudirman , Jakarta. Gedung termasyur di zamannya, era 70an, yang menjadi pilihan utama bagi kaum metropolitan yang ingin menghabiskan waktu dengan segala kemewahannya. Lalu siapa sarinah? Yang sedemikian pentingnya, sehingga beliau dilambangkan menjadi muka ibukota jakarta pada saat itu?
Sarinah, hanyalah rakyat kecil yang biasa dipanggil "mbok" oleh bapak bangsa kita, Ir. Soekarno, ya, Sarinah hanyalah seorang pengasuh di keluarga presiden tersebut. Namun dijadikannya ia sebagai nama gedung besar, itu berarti ia seseorang yang sangat dihormati bagi orang nomor satu di Indonesia itu, seorang pria besar yang memuliakan perempuan.Mengapa? Karena Sarinah memberi pelajaran bagi Presiden pertama kita, arti pentingnya orang kecil, rakyat bagi hidupnya.
Lalu mengapa bukan nama tukang kebunnya? Supir pribadinya? Atau pengawalnya? Mengapa bukan nama laki-laki?
Karena Sarinah melambangkan keindahan, sesuatu yang hanya dimiliki oleh perempuan.
Perempuan punya setumpuk keindahan, yang membuat kita digilai laki- laki.
Perempuan punya setumpuk kemuliaan, yang membuat kita dihargai laki-laki.
Sarinah hanya contoh kecil, sangat kecil hingga tak ada yang pernah mengenalnya sebagai orang yang ternyata dipentingkan Ir.Soekarno, ada RA Kartini, ada Rohana Kudus, ada Cut Nyak Dien, ada banyak perempuan-perempuan hebat di sekitar kita, mengabdi bagi keluarga dan lingkungannya dan ada kita, perempuan masa kini, penerus zaman, pemimpin diri sendiri dan anak-anak kita.
Tak perlu merubah keadaan dengan membuat strata diatas laki laki, sudah sewajarnya perempuan dan laki-laki saling melengkapi dalam kehidupan.
Dengan pandangan tugas laki-laki dan perempuan yang saling melengkapi, yang tak perlu dipertentangkan siapa yang lebih hebat atau siapa yang harus lebih dianggap pemimpin, karena jika feminitas dan maskulinitas berpadu secara seimbang, feedback positif akan didapatkan oleh kedua belah pihak, yang saling menguntungkan.
Tak ada yang perlu disesali jika kita hanya perempuan. Tapi, kita tidak " hanya " perempuan biasa.
Dengan sebegitu banyak hal hal baik dari perempuan,